Senin, 09 Juli 2012

Menjaga Aset Usaha adalah Hukumnya Wajib

Pagi ini aku mendapatkan sebuah pelajaran yang amat berkesan di dalam diriku. Sebenarnya kejadiannya amatlah remeh/sepele. Seperti biasa sebelum berangkat kerja, tidak lupa manasi mesin kendaraan yang aku juluki si black karena memang jarang aku pakai sebab kesehariannya aku lebih memilih menggunakan motor jadi si black tetap terpakir di rumahnya hanya sesekali saja aku bawa putar-putar perumahan.

Coba nyalakan mesin ternyata tidak juga hidup dugaanku adalah kehabisan bensin maka segera saja aku pergi membeli bensin eceran.
Rencana beli 3 liter, sudah aku persiapkan uang secukupnya dan sampai di tukang bensin eceran segera saja dengan percaya diri penuh aku berikan uangnya dan hampir segera memasukan 3 botol air mineral yang berisi bensin kedalam kantong plastik yang sudah aku persiapkan, ehh...ternyata si ibu menanyakan mau dibawa botol-botol itu ya...tentu saja mau di pinjam karena mobilnya dirumah dan nanti sambil berangkat kerja botolnya di kembalikan.
Sungguh di luar dugaanku ternyata sang ibu tidak berkenan padahal dengan suami beliau aku sudah kenal tapi memang saat kejadian tidak ada.

Si Ibu ini lebih senang tidak jadi mendapatkan laba ketimbang harus kehilangan properti bisnisnya yaitu botol-botol bekas air mineral (karena kemungkinan menurut beliau bisa jadi botol-botol itu nanti tidak aku kembalikan).

Sebuah pelajaran yang sangat luar biasa, bagaimana seseorang harus menjaga aset-asetnya yang dengan aset-aset itu kita dapatkan uang untuk kehidupan keluarga.

Sejurus kemudian aku teringat peraturan di kantor yang sengaja ditempel di papan pengumuman agar mudah dibaca karyawan sehingga semua karyawan paham dengan keinginan management. Salah satu pasalnya adalah karyawan harus menjaga semua aset perusahaan termasuk segala informasi tidak boleh bocor pada pihak lain apalagi kompetitor. Yeah ..ternyata sedemikian pentingya diri kita harus menjaga aset-aset kita apalagi bila itu menyangkut dengan urusan pemenuhan kebutuhan hidup.

Sejenak aku menerawang mengingat bagaimana hebatnya para penjual kaki lima, asongan mempertahankan barang dagangannya dari bapak - bapak Satpo PP.

Terimakasih ibu penjual bensin sudah memberikan pelajaran yang teramat dalam dan berharga.

0 komentar: