Minggu, 22 Juli 2012

Faktor Pembentuk Karakter Anak (kultum II)

Sudah pasti kita semua sepakat bahwa harta yang sangat berharga dalam keluarga adala anak.
Mohon maaf bagi yang sedang dalam penantian untuk mendapatkan buah hati perbanyak istigfar dan berdo'a serta pertebal rasa bersabar dalam menyikapi segala sesuatu kejadian dalam keluarga. Bisa jadi ini adalah pangkal belum diberinya amanah oleh Allah SWT.

Kembali pada harta yang sangat berharga (anak). Sebagaimana harta-harta lain maka karena kita sadari betul bahwa anak adalah harta yang paling berharga maka pastilah kita akan mengelola serta merawatnya sebaik mungkin. Menjadikannya jadi paling berharga dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Maka pembangunan karakter pada anak adalah hal yang teramat penting. Tempat pertama untuk pembangunan karakter anak yang paling efektif tentunya saja adalah keluarga. Karena disinilah awal watak serta kepribadian anak akan terbentuk.

Karakter anak dalam keluarga secara umum akan terbentuk oleh dua pengaruh.

1. Verbal

Pada tahap ini anak akan mendengar,melihat dan merasakan apa - apa yang senantiasa dikerjakan orang tuanya secara terus-menerus sehingga secara tidak sadar akan mentrigger daya imajinasi anak. Misalnya kebiasaan orang tua berkata kurang baik sudah pasti buah hati secara spontan akan merekamnya dalam otaknya saat dibawa pada komunitasnya bisa jadi secara spontan juga akan keluar kata-kata yang sebagaimana sering dia dengar.
Dan masih banyak lainnya lagi yang senantiasa didengar, dilihat serta dirasakan anak dari orang tuannya. Bahkan ketika buah hati masih didalam kandungan saja kita sudah diajarkan untuk berkomunikasi dengan anak kita yang masih janin. Ini sebagai pertanda bahwa demikian besarnya pengaruh orang tua pada anak.

2. Modeling

Pada fase ini anak akan banyak mencontoh segala perilaku orang tua. Dan difase ini pula cara yang paling efektif untuk mengarahkan anak menjadi lebih baik.
Contoh pada saat kita menyuruh anak kita sholat sementara kita sendiri tidak melakukannya maka mungkin untuk beberapa kali anak tidak akan protes tapi pada saatnya nanti pasti akan balik bertanya pada kita sebagai orang tua. Bapak/ibu juga kok belum berangkat? Nah...lo...

Intinya adalah bagaimana kita sebagai orang tua harus berusaha menjadi figur yang terbaik buat anak
-anak kita. Karena bagaimanapun serusak-rusaknya orang tua, semorsal-morsalnya orang tua tetap berharap agar anaknya menjadi anak yang soleh/hah berguna bagi agama bangsa dan negara.
Syariat ini sudah diperingatkan oleh Allah SWT, karena sebenarnya anak itu fitrah, tinggal bagaimana orang tuanya yang akan mengarahkannya.

0 komentar: