Minggu, 08 Juli 2012

Antara Beras dan Silaturahim

Wahh.... Tidak terasa puasa mungkin hanya tinggal 12 atau 13 hari lagi. ( Kok beda? Sudah pasti di negeri tercinta ini para pemimpinnya teramat toleran jadi selalu memberikan dua pilihan pada rakyatnya, silahkan mau pilih mana...). Emmm... Ya sudahhlah kalau begitu, untuk beda waktu permulaan puasa tidak perlu diperpanjang.

Merayakan (baca:bertahnia) atas datangnya bulan nan suci, bulan bonus, bulan penuh berkah tentu sudah menjadi sebuah kewajiban bagi umat muslim nan mukmin. Bagaiman tidak bahagia, karena hanya di bulan Ramadhanlah semua amal kebaikan dilipatgandakan oleh Allah SWT, ibadah sunat nilainya bak ibadah wajib, yang wajib dilipatkan berkali-kali sehingga unlimited, belum lagi kalau beruntung mendapatkan malam lailatul qodar (malam yang lebih baik dari 1000 bulan). Subhanallah...

Salah satu persiapan diri untuk menyatukan diri antara bulan puasa dan diri adalah dengan persiapan secara mental dan fisik, satu diantaranya dengan pembersihan diri atas segala dosa. Bersilaturrahim kepada ortu, sanak saudara handau taulan yang tujuan utamanya mohon saling memaafkan atas segala dosa dan saling menyemangati untuk dapat meningkatkan (baik quantitas maupun kwalitas) kadar ibadah di bulan puasa.

Nyadran tentu saja hal yang magfum dilakukan dimasyarakat kita (meski bagi sebagian lain tidak melakukan). Membersihkan punden leluhur sembari mendo'akan arwah leluhur agar diampuni dan ditempatkan yang lebih baik. Setidaknya menjadi bahan pengingat bagi kita bahwa suatu ketika kelak kita juga akan terbujur kaku menjadi mayat. Sehingga kita haruslah mempersiapan perjalanan kita menuju etape berikutnya sebgaimana leluhur kita yang sudah tidak ada.

Hal lain yang menarik dari pengamatanku adalah proses bersilaturrahimnya kita pada orang tua.
Tentu saja kedatangan kita kepada beliau-beliau ini tidaklah disertai dengan tangan kosong sebisa mungkin untuk membawakan buah tangan terutama apa yang orang tua kita sukai (bisa juga diartikan pamer dihadapan saudara yang lain), ssst ndak perlu marah gitu, pasti ada perasaan itu iya..khan, menganggu' sajalah.
Yang lebih menariknya adalah orang tua kitapun tidak mau ketinggalan atas apa yang dilakukan kita (contoh aku saja deh..setiap sampai dirumah make di desa pastilah ikatan karung sudah dipersiapka untuk nanti di bawa pulang). Menu istimewanya adalah beras dan singkong, Alhamdulillah sebuah ungkapan rasa saling kasih sayang yang sangat luar biasa.

Mambayangkan bagaimana perjuangan make untuk bisa mendapatkan beras, kalau singkong atau ketelah mah kebanyakan hasil panen sendiri. Untuk beras sangat luar biasa perjuangannya. Sebagai petani yang luas tanah dan sawahnya tidak seberapa maka untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak harus dengan cara ngasak ( mengambil sisa dari hasil panen tetangga) dan ini sudah umum dilakukan di desa make. Tengoklah keberangkatan beliau untuk Ngasak tersebut kadang-kadang jam 11 malam malah tidak jarang dini hari, tergantung yang empunya panen memanennya jam berapa. Ini yang aku sebut sebuah perjuangan dalam rangka survive dan revive dalam roda kehidupan.

Yeah...semoga kita senantiasa dapat selalu berterimakasih dan bersyukur atas apa yang orang lain berikan pada kita, karena bisa jadi kita tidak tahu dan tidak paham seberapa berat yang orang lakukan dan hasilnya sebagian diberikan kepada kiat. Akhirnya selamat menyambut ramadhan nan mulia

0 komentar: