Jumat, 19 Maret 2010

Tekan endi dakwahmu

"Welah..dalah lha wong motor sudah bersih gitu, kok ya...isih diisik-isik terus to,dik?" sapa mas Marno.

"Ya....biasa mas, nunggu adzan magrib!" sahutku sambil mempersilahkan duduk.
"Ngomong - ngomong kamu itu kemarin habis pulang dari desa, ya? tanyanya.
"Nggih, mas sudah beberapa minggu kulo mboten sungkem sama make, tapi hanya semalam terus menjelang siang saya lanjutkan bersilaturrahmi ke beberapa saudara yang sudah lama tidak saya kunjungi!"
"Desamu itu kan dipinggiran salatiga sana to?" lanjut mas Marno
"Leres mas " jawabku singkat.
"lha...selain ibu, kamu ketemu siapa saja disana?"

Kalau masalah memancing pertanyaan memang mas Marno ini paling pinter, maklum saja beliau ini dulu pernah belajar jurnalism.

"Saya sudah menduga mas, kalau sampeyan ini mau mengorek sesuatu dari saya lha...mbok yao ikut mengorek masalah yang ada di tubuh aparat kita itu!" pintaku sambil bercanda.
"Menuju pulang ke Semarang saya mampir di desa Suruh dimana dulu selama beberapa tahun saya tinggal disini bersama sebuah kerabat yang hidupnya sederhana tapi sangat bersemangat dalam menjalani hidup dan mempunyai kepedulian sosial yang bisa dijadikan teladan" mas Marno terus manggut-manggut mendengarkan ceritaku.
"Pas kebetulan tiba waktu dzuhur maka sayapun ikut bergabung dalam jamaah Dzuhur di musola dekat rumah , tidak banyak yang berubah fisik bangunannya kecuali jamaahnya padahal waktu dzuhur ternyata jamaahnya putra bisa lebih dari sepuluh dan ibu-ibu lebih banyak lagi, terbetik dihati saya berhasil dakwah Bapak H.Muhtadi Halim!"

"Sik-sik dik, Bpk H.Muhtadi itu sopo?" potong mas Marno

"Beliau ini kesehariannya mengajar di SMA Muhammadiyah, disamping itu beliau ini yang mendampingi kami beraktivitas di musola dari membuat klub Mading, Philatelis sampai membentuk kelompok drama dan yang terakhir ini dulu bisa sampai terkenal!"

"Wah...ternyata musola itu bisa dijadikan untuk membina anak muda ya...dik, ora gur enggo sholat to'? tanyanya sambil menyela

"Yo...mesti, tapi sesudah solat saya bersalaman dengan beliau, dan beliau bertanya sudah berapa jauh kamu berdakwah setelah beberapa waktu tidak bertemu!" saya berhenti sejenak sambil minum
"Pertanyaan yang tidak pernah saya duga, mas kelabakan saya menjawabnya!"
"Biasanya orang bertanyakan berapa anakmu, kerja dimana tapi ini tetap seputar perjuangan, hebat nian!"
"Wis disik yo..,dik sesok ketemu maneh!"

0 komentar: