Selasa, 25 September 2012

Nasib Petani Tembakau

Perjalananku menyusuri daerah sentra Petani Tembakau di daerah kabupaten Kendal pada musim panen tahun ini cukup menyisakan sesak di dada. Bagaimana tidak setiap bertemu dengan oarng di daerah ini tanpa aku tahu apakah dia petani atau para tengkulak selalu saja bercerita tentang rendahnya harga jual tembakau pada musim panen tahun ini. Sebagai perbandingan dengan kualitas tembakau sama menurut beberapa sumber yang aku temui tahun lalu bisa dihargai antara Rp. 35.000,- Rp. 40.000,- namun pada musim panen tahun ini hanya dihargai sekitar. Rp.13.000,- - Rp. 20.000,- Menurut para sumber tadi ini adalah pukulan berat karena penurunan harga juga dibarengi oleh biaya perawatan yang naik dratis. Ibarat kata sudah jatuh tertimpa tangga pula. Aku sebagai orang awan tidak tahu persi mata rantai distribusi tembakau ini, namun jikalau dibandingkan dengan para Peternak Sapi yang aku temui beberapa waktu lalu di daerah Ungaran dan Sukorejo tentu saja para peternak sapi nasibnya jauh lebih baik dikarenakan saat tiba musin qurban seperti saat ini yang notabene adalah musim panen bagi peternak sapi, pemerintah mendukung daya dongkrak harga sapi lokal dengan memberikan peraturan tidak ada impor sapi dari luar negeri sehingga harga jual sapi dapat tinngi . Berkaca pada bagaimana pemerintah memanage harga sapi maka mungkin seandainya pemerintah mau turut campur lebih dalam pada pertanian tembakau saat ini kemungkinannya tidak akan separah sekarang ini. Setidaknya inilah harapan para petani yang aku temui Semoga para petani tembakau ini diberi kelapangan dada sambil berdo'a sehinnga mendapatkan yang terbaik dari Allah SWT. Dan dapat terhindar dari melakukan tindakan-tindakan anarkis yang justru akan menyusahkan dirinya sendiri.

0 komentar: