Jumat, 21 September 2012

Gaya Hidup

Life style (gaya hidup) setiap orang tentu saja berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Gaya hidup yang saya maksud disini adalah bukan yang merupakan kebutuhan pokok tapi kebutuhan yang bersifat tersier. Ada orang yang cenderung senang dengan gaya berlebih dari yang seharusnya dijalani. Sehingga untuk dapat bergaya harus dibarengi dengan meminjam sana-sini (berhutang), tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang tidak baik asalkan semuanya terencana sesuai dengan anggaran kebutuhan rumah tangga. Kendaraan misalnya saja sebenarnya dengan second sudah bisa didapat dan bisa untuk memenuhi kebutuhan transportasi keluarga namun karena dibarengi rasa prestice dan lain sebagainnya maka dibelilah yang baru dan itu didapat dengan cara mengkredit. Sudah barang tentu setiap bulannya harus berpikir extra untuk bisa mencicil kredit tersebut. Belum lagi angsuran rumah atau perabot elektronik rumah tangga lainnya. Sementara disisi lain juga ada orang yang bergaya lebih sederhana. Berusaha mencoba hidup sesuai dengan apa yang didapat. Tidak harus pusing membuat pos kas pengeluaran untuk biaya angsuran dan lain sebagainya. Guna mendapatkan life style yang lebih tinggi memilih dengan cara saving terlebih dahulu sehingga pada saat dana sudah mencukupi baru akan membelanjakan sesuai dengan keinginan. Semuanya adalah pilihan tergantung dari masing-masing kita dan pola hidup kesaharian kita sendiri. Jargon " Hutang menjadikan kreatif" sebenarnya menurut pandangan subyektif saya kurang tepat saat diterapkan dalam hal pemenuhan kebutuhan baik itu pokok, sekunder apalagi terseir. Berhutang untuk Produktif, dagang misalnya mungkin lebih cocok sebab secara ekonomi ada hitung-hitungan yang bisa digunakan untuk menutup hutang tersebut. Mohon maaf hal ini terlepas dari kaitannya antara riba dan tidak riba Nah, sekarang saatnya kita menyesuaikan gaya hidup yang menjadi pilihan kita.

0 komentar: