Sabtu, 09 Juni 2012

Ngaji kok Ngelek-elek

Sebagaimana mestinya kewajiban seorang muslim yang harus menjadi rahmatanlilalamin maka aku juga mencoba sedemikian rupa untuk bisa menjadi seorang yang betaqwa dan berguna bagi orang lain. Memang dengan segala kekurangan yang aku miliki tentu saja masih jauh kalau disebut sebagai da'I.
Namun jika ada kesempatan maka sebentar apapun aku gunakan waktu luang yang ada untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Termasuk menghadiri dan mengikuti kajian-kajian yang ada.
Timbul masalah saat berada dalam sebuah kajian karena tidak jarang kajian -kajian itu substansinya saling menjatuhkan antara majelis taklim yang satu dengan yang lainnya.
Akan terasa lebih memanas saat pokok-pokok bahasan sudah menyinggung masalah khilafiah, bid'ah dan seterusnya yang sebenarnya pangkal persoalannya tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan syariat.
Jamaah yang satu menyampaikan dengan berbagai rujukan, untuk menjatuhkan yang lain demikian juga jamaah sebaliknya dengan gaya sang perceramah yang syok ini dan itu juga menantang jamaah yang lain untuk berdebat atau bahkan kadang-kadang dengan sedikit ancaman kalau pada saat itu ada yang berani maju akan ada tindakan, astagfirullahaladzim.
Yang lebih parah lagi materi yang dibahas tentang bagaimana sebagai umat mampu memberikan keselamatan rasa aman dan damai dalam berkehidupan. Muncul pertanyaan mana yang sebaiknya diikuti antara sikap yang menunjukan permusuhan dari para penceramah atau isi materi tentang indahnya kebersamaan. Lalu sikap mana yang dapat kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita ini.
Sebenarnya maksud hati ini mencoba untuk sebisa mungkin berada di semua Pengajian agar dapat terangkul semuannya tapi kalau isinya antara satu dan lainnya mengedepankan perdebatan dan yang tidak bersifat syariat tentunya harus cukup menguras pikiran dan kurang bermanfaat.

0 komentar: