Rabu, 28 Juli 2010

Belajar disiplin dari Puasa


“Semua amal perbuatan Bani Adam menyangkut dirinya pribadi kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu untukKu, dan karena itu Akulah yang langsung membalasnya.” [HQ]

Begitu istimewanya nilai shaum menurut Allah. Mengapa? Shaum adalah bukti nyata sebuah keimanan, sebagai pancaran pada diri kita bahwa kita mempercayai Allah dan kita percaya jika Allah Maha Melihat. kita tidak bisa membohongi diri sendiri dengan pura-pura shaum karena Allah Maha Mengetahui.

Shaum adalah bukti iman kita. Shaum adalah bukti kekuatan kita menahan segala macam godaan syahwat yang sebenarnya halal. Selama shaum kita tidak boleh makan, padahal makananan yang tersedia di rumah halal. Selama shaum kita tidak boleh berhubungan dengan istri/suami padahal halal. Itu semua kita lakukan meskipun tanpa pengawasan manusia. Yang kita yakini hanyalah pengawasan dari Allah langsung.

Mengapa kekuatan ini tidak kita aplikasikan untuk hal lain? Kita bisa mengaplikasikan kekuatan ini bukan hanya menahan hawa nafsu terhadap hal-hal yang membatalkan shaum saja. Kita juga bisa menahan hawa nafsu kita terhadap kemalasan kita berusaha untuk memperbaiki diri. Hawa nafsu kemalasan untuk berbuat baik bagi orang lain. Hawa nafsu kemalasan untuk mengejar prestasi yang tinggi.

Masih banyak yang kalah oleh hawa nafsu ingin bersantai-santai saja. Hawa nafsu membuang waktu percuma hanya untuk perbuatan yang kurang bermanfaat. Hawa nafsu hidup dalam kehidupan hedonisme, hanya untuk bersenang-senang saja. Hawa nafsu angan-angan saja tanpa aksi.

Saudaraku, sesungguhnya kita semua memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan hawa nafsu . Itu semua sudah kita bukti pada shaum-shaum yang selalu kita lakukan setiap tahunnya. Semoga puasa yang sebentar lagi menjelang, menjadikan sumber inspirasi untuk perubahan kearah kebaikan dalam semua lini di kehidupan kita.

Shaum adalah pembuktian diri bahwa kita bisa taat jika kita mau. Kita terbiasa menahan lapar seharian. Kita biasa tilawah yang banyak, kita biasa shalat malam, dan terbiasa mengerjakan berbagai amal kebaikan lainnya. Semoga kita, Anda dan juga saya, bisa menjaga konsitensi ini untuk 11 bulan lainnya juga.

Shaum juga sebuah pembuktian diri bahwa kita sanggup untuk disiplin. Sanggup untuk menderita diawal demi mencapai kemenangan. Rasa sosial kita menjadi lebih tinggi sehingga kita memiliki motivasi lebih besar untuk memberikan kontribusi kepada sesama. Kontribusi kepada sesama adalah salah satu motivasi terbesar dan tidak pernah habis terutama jika diniatkan karena Allah semata.

Kita pasti bisa....

0 komentar: