Kamis, 29 Maret 2012

Pintu Menuju Kemuliaan

Iman (agama) seperti diterangkan Nabi SAW dalam hadis sahih, memiliki cabang yang banyak sekali jumlahnya, mulai dari komitmen tauhid, “Tidak ada Tuhan selain Allah,” hingga kepekaan terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, seperti memungut dan menyingkirkan hambatan di jalan. (HR Muslim dari Abu Hurairah). Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa iman pada dasarnya bukan hanya kata-kata yang diucapkan (kalimatun tuqal), melainkan suatu keputusan yang menuntut tugas dan tanggung jawab multidimensional, berupa kepatuhan kepada Tuhan (devotional), kepedulian kepada sesama manusia (sosial), dan keluhuran budi pekerti alias akhlaq al-karimah (moral). Menarik disimak pertanyaan Nabi SAW untuk menguji kadar keimanan para sahabat. Katanya, “Siapa yang pagi ini puasa?” “Saya tuan,” jawab Abu Bakar. “Siapa yang hari ini mengantar jenazah?” tanya Nabi lagi. “Saya tuan,” jawab Abu Bakar. Nabi bertanya lagi, “Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin?” Abu Bakar pun menjawab, “Saya Tuan.” Lalu, Nabi bertanya lagi, “Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit?” Lagi-lagi Abu Bakar mengangkat tangan, seraya berkata, “Saya tuan.” Lalu, beliau bersabda, “Tak menyatu semua itu pada diri seorang, kecuali ia masuk surga.” (HR Muslim dari Abu Hurairah). Kisah ini menarik dan syarat dengan pelajaran. Abu Bakar, sahabat Nabi yang satu ini, memang istimewa. Ia selalu bersama Nabi di kala suka dan duka. Ia adalah sahabat yang menemani Nabi SAW di Gua Hira, saat orang kafir, pembunuh bayaran, mengejar hendak membunuhnya. Ia selalu membenarkan, tanpa ragu sedikit pun, apa-apa yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi. Maka, gelar al-Shiddiq layak disandangnya. Ia pun pantas menjadi pengganti Nabi (Khalifah) pertama. Kisah ini menunjukkan bahwa jalan menuju Allah itu tidaklah tunggal, melainkan berbilang (muta`ddidah). Setiap kebaikan sejatinya adalah pintu atau jalan menuju Tuhan. Setiap orang dapat mengambil pintu atau jalan yang memungkinkan dirinya “bertemu” Allah, setingkat dengan ilmu, kemampuan, dan pengalamannya masing-masing. Kisah ini juga menunjukkan pilar-pilar kebajikan yang diajarkan Islam. Di antaranya pilar kepatuhan yang tinggi kepada Allah SWT (ibadah). Dalam kasus ini, kebajikan itu ditunjukkan dengan ibadah puasa, shalat, dan mengantar jenazah. Kebajikan ini berdimensi vertikal. Berikutnya pilar amal saleh, yaitu kebaikan sosial, yang ditunjukkan melalui kesediaan memberi makan kepada orang miskin. Kebajikan ini berdimensi sosial dan horizontal. Lalu berikutnya lagi, adalah pilar akhlak dan keluhuran budi pekerti, yang ditunjukkan dengan menjenguk orang sakit. Kebajikan ini berdimensi moral dan sekaligus sosial. Dalam Alquran, kebajikan yang diajarkan Nabi SAW seperti diperagakan oleh Abu Bakar al-Shiddiq itu dinamakan al-Birr, yaitu kebajikan yang lapang dan luas (QS al-Baqarah [2]: 177). Kebajikan di sini menunjuk bukan hanya pada aspek-aspek lahiriah dari agama, melainkan justru aspek batin (inner aspect) yang menjadi kekuatan penggerak lahirnya kebaikan sosial (amal saleh) dan kulaitas-kualitas moral (akhlaq al-karimah). Inilah jalan atau pintu menuju kemulian! Wallahu a`lam.

Tips Mendidik Anak

Salah satu amal yang tidak akan putus pahalanya meskipun kita telah meninggal adalah doa anak yang sholeh.
Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus sebisa mungkin untuk dapat mendidik anak menjadi anak yang sholeh dan atau sholehah.
Tanpa bermaksud menyederhanakan berikut ini beberapa Tips yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

1. Menanamkan nilai-nilai ketauhidan.

Menanamkan keyakinan bahwa Allah Robbulizzati adalah penguasaan atas segala sesuatu sehingga mendudukanNya pada posisi paling atas. Menekankan bahwa kita ini selalu dalam pengawasan dan lindunganNya.

2. Menjadikannya Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan.

Kita sebagai orang tua untuk meminimalkan kebiasaan menyuruh atau terlalu banyak berbicara namun sedikit memberikan tauladan.
Sebagai misal setiap sholat wajib ajakalah putra/putri kita dengan berjamaah dengan tidak menyuruh sholat maka anak kita akan sudah sholat.

3. Mendidik dengan Kebiasaan.

4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak.

5. Meluangkan waktu untuk dapat Makan Bersama.

6. Mendidik dengan memberikan Reward

7. Mengarahkan agar anak senang untuk masuk sekolah yang agamis

8. Memberikan Punishment saat melakukan kelalaian atau kecerobohan.

9. Memahami keadaan Anak secara baik.

Demikian Semoga bermanfaat.

disari dari Muslim Post.

Rabu, 21 Maret 2012

STOCK OPNAME

STOCK OPNAME..........

Yeah....rasanya kata-kata ini menjadi sebuah kata-kata yang sangat membuat aktivitas meningkat tajam di dunia sales terutama bagi team canvasser bahkan ada yang menjadikan adrenalinnya naik berkali-kali lipat dari normal.

Pengertian Stockopname dari apa yang saya jalani adalah kondisi dimana sebuah perusahaan mengaudit kecocokan jumlah hasil bon barang para salesman/girl dengan hasil penjualan / setoran dan sisa barang yang ada.
Tentunya jumlah NOL yang dicari dan untuk menjadi nol ini bagi salesman bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Bagi yang melihat tentu saja gampang sekali mengatakan MUDAH, akan tetapi untuk salesman tidak semudah yang dibayangkan oleh orang lain.
Lalu dimana letak kesulitannya.
Perhatikan saja bahwa seorang sales akan berhubungan dengan banyak bagian di internal perusahaan, sementara hubungan dengan external perusahaan (costumer) yang nota bene disebut sebagai raja bagi perusahaan dan menyebut raja bagi dirinya sendiri juga bukanlah perkerjaan gampang.

Begitu banyaknya hubungan yang harus dijalin dan tuntutan service prima pada pelanggan inilah yang kadang-kadang ada sedikit error pada saat perusahaan mengaudit seorang salesman/girl.
Human Error adalah bagian lain yang menjadikan Stockopname berjalan tidak baik, kesalahan menuliskan nota seorang salesman pada pelanggan entah itu sku barang atau jumlah total uang,
ketidak akuratan pengimputan data admin atau kesalahan loading gudang juga beberpa faktor yang menjadikan mencapai titik NOL sulit.
Belum lagi adanya sejumlah pelanggan yang meminta rolling barang karena mungkin dianggap slowmoving, demi kata Pelayanan Prima maka sang salespun mengiyakan, tentu saja menjual barang rolingan seperti mebutuhkan waktu.
Kesalahan yang fatal tentunya ketika seorang sales mencoba menyalahgunakan kepercayaan perusahaan dengan menyelewengkan kepercayaan tersebut yang sudah jelas akan menjadikannya tidak tenang ketika stock opname datang.
Keuntungan yang didapat dari adanya stockopname bagi saya pribadi adalah belajar untuk bekerja secara tepat dan akurat.
Meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap apa yang telah perusahaan percayakan pada saya.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Jumat, 16 Maret 2012

Naik Angkutan ke Kantor

Sudah beberapa lama aku tidak naik angkutan umum dari rumah ke tempat kerja.
Di dorong rasa kangen, pagi yang cerah ini aku berangkat dengan naik mini bus menuju kantor.
Karena mungkin masih terlalu pagi jadi penumpang bus masih sepi, hanya ada beberapa anak sekolah yang naik.
Menjelang pasar Mijen penumpang sudah mulai ramai.
Iseng saja saya tanya ke mas sopir , bagaiamana degan penumpang akhir-akhir ini.
Sudah bisa saya tebak yang terucap pastilah keluhan-keluhan. Dimana sekarang ini penumpangnya cenderung terus menurun.
Tentu saja, apalagi saat ini hanya bermodalkan uang Rp. 500.000,- orang sudah bisa kredit motor jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan naik bus umum. Kemungkinan piliha inilah yang dipilih para masyarakat yang tentu saja berdampak pada menurunnya jumlah penumpang dan berimbas pada penghasilan para kru angkutan umum.
Namun demikian semuanya harus berjalan sesulit apapun para sopir dam kondektur angkutan ini harus menafkahi keluarganya lewat profesi ini maka harus tetep jalan.
Semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas segala kesulitan.

Sabtu, 10 Maret 2012

Adab Hidup Bertetangga

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak jarang, tetangga kita lebih tahu keadaan kita ketimbang kerabat kita yang tinggal berjauhan. Saat kita sakit dan ditimpa musibah, tetanggalah yang pertama membantu kita. Tak heran, jika Islam begitu menekankan kepada kita untuk berbuat baik kepada terangga, karena dampak hubungan yang harmonis antar tetangga mendatangkan maslahat yang begitu besar.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada terangganya." (HR Bukhari-Muslim).
"Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang Muslim." (HR Ibnu Majah).

Semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin mulia pula akhlaknya kepada siapa pun, termasuk kepada para tetangganya. Keluhuran akhlak seseorang bukti kesempurnaan imannya.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah menggambarkan arti pentingnya kedudukan tetangga dengan berpesan. "Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tentangga, hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta kepadanya (tetangganya)." (HR Bukhari-Muslim).

Adab Bertetangga yang Sehat
Menurut Syekh Muhammad bin Jamil, ada beberapa etika dan adab pergaulan dengan tetangga yang selayaknya kita perhatikan diantaranya; mencintai kebaikan untuk tetangga kita sebagaimana kita menyukai kebaikan itu untuk diri sendiri. Bergembira jika tetangga kita mendapat kebaikan dan kebahagiaan, serta menjauhi sikap dengki.

Rasulullah SAW mengajarkan dalam haditsnya, "Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai untuk tetangganya, atau beliau berkata, untuk sudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR Muslim).

Saat musibah melanda tetangga sebisa mungkin kita membantunya, baik bantuan materi ataupun dukungan moril. Menghibur dan meringankan beban penderitaannya dengan nasihat, tidak menampakan wajah gembira tatkala dia dirundung duka. Menjenguknya ketika sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya serta membantu pengobatannya bila memang dia membutuhkannya.
Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya." (HR Bukhari).

Menghindari sikap yang dapat menyebabkan tetangga kita merasa tersakiti, baik berupa perbuatan ataupun perkataan. Contohnya, mencela, membeberkan aibnya di muka umum, dan jenis gangguan lainnya.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR Bukhari).


Kunjungilah tetangga pada hari raya dan sambutlah undangannya jika dia mengundang kita. Pesan Rasulullah, "Hak Muslim atas Muslim yang lain ada lima; menjawab ucapan salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin." (HR Bukhari).
Bersikap toleran kepada tetangga selama bukan dalam perkara maksiat. Mendidik keluarga kita untuk tidak berkata-kata kasar. Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik sahabat adalah yang paling baik terhadap sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik terhadap tetangganya." (HR Tirmidzi).

Dan hendaklah kita tidak bersikap kikir terhadap tetangga yang membutuhkan bantuan, selama kita bisa membantunya. Rasulullah berpesan, "Janganlah seorang diantara kalian melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di tembok rumahnya." (HR Bukhari).

Memberikan hadiah kepada tetangga, walau dengan sesuatu yang mungkin kita anggap remeh. Karena saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa cinta dan ukhuwah yang lebih dalam. Dengarlah nasihat Rasulullah, "Jika suatu kali engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian perhatikanlah tetanggamu, dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara yang pantas." (HR Muslim).

Menundukkan pandangan terhadap aurat tetangga, dan tidak pula menguping pembicaraan mereka. Apalagi sampai mengintip ke dalam rumahnya tanpa seizinnya untuk mengetahui aib mereka. Allah SWT berfirman: "Dan katakanlah kepada laki-laki beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka. Dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat" (QS An-Nur: 30).

Membalas kejahatan tetangga dengan perbuatan baik merupakan salah satu etika bertetangga yang diajarkan Islam. Nabi SAW bersabda, "Tiga golongan yang dicintai Allah… dan laki-laki yang memiliki tetangga yang menyakitinya, kemudian ia bersabar menghadapi gangguannya hingga ajal memisahkan mereka." (HR Imam Ahmad).

Memang tiada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna. Ada saja kekurangan yang melekat pada setiap diri kita. Latar belakang yang berbeda menciptakan pribadi yang berbeda.

Wacana yang perlu kita kembangkan adalah bagaimana kita dapat meredam perbedaan yang ada, selama tidak melanggar rambu syariat. Menjalin komunikasi positif dengan menjunjung tinggi akhlak pergaulan. Selamat menuai pahala dari tetangga Anda.

Disari dari bebagai sumber
Untuk Pengajian Ibu-Ibu RW VIII Jatisari Elok
Ahad, 11/03/2012

Jumat, 09 Maret 2012

Masjid....oh....Masjid



Sebuah fenomena yang luar biasa seperti yang kita saksikan saat ini. Begitu besar antusiasme kaum muslimin untuk membagun sarana peribadatan Masjid/Mushola.
Bangunan yang sudah ada direnovasi sedemikian rupa sehingga tampak mewah bahkan ada kecenderungan untuk berlomba-lomba membangun fisik bangunan diantara satu Masjid/Mushola dengan Masjid/Mushola yang lain.
Tentu saja rasa syukur harus kita panjatkan karena dari yang demikian tersebut kita bisa tarik benang merah bahwa kesadaran masyarakat disekitar Masjid/Mushola untuk berinfaq/sodaqoh cukup besar sebab untuk membangun atau merenovasi sebuah Masjid/Mushola membutuhkan uluran dana yang cukup besar.
Namun begitu kadang - kadang megahnya bangunan ini tidak diikuti dengan pembinaan Jamaah yang intens sehingga ironi bisa kita saksikan dimana-mana apabila Masjid/Mushola itu berada diperkotaan maka kadang-kadang aktifitas nya hampir tidak terlihat hanya sebatas untuk sholat, namun apabila Masjid/Mushola itu di Pedesaan kondisi kebersihan amatlah terbengkalai tempat wudhu yang kotor, kamar mandi yang berlumut, ruang dalam masjid yang berserakan. Setidaknya kondisi seperti ini bisa mencermin seberapa besar kesemarakan Masjid/Mushola untuk kegiatan.

Rabu, 07 Maret 2012

Labaikallahuma labaik....

Ibadah Haji....
Hampir setiap kali meperbincangkan yang satu ini hatiku terasa ngregel, buuuahkan tak jarang meneteskan air mata.
Membayangkan sekaligus megharapkan kebesaran Rabbulalamin berkenan memanggil menjadi tamuNya di Baitullah.
Labaikallahuma labaik, labaikalasyarikalabaik....
Subhanallah...
Tak terkecuali pagi ini, seperti biasa setelah sholat subuh sambil slonjoran dengan para jamaah untuk beberapa menit berdiskusi atau sekedar berbagi cerita ringan tentang apa saja.
Dan pagi ini perbincangan aga' serius karena temanya Haji yang sudah barang tentu berkaitan dengan Lembaga pemerintah yaitu Depag. Diskusi diawali dengan makin lamanya waktu pemberangkatan dengan jarak pendaftaran yang memperoleh kuota padahal harus sudah menyetorkan sejumlah dana yang cukup besar RP.25.000.000,- kalau dikalikan jumlah kuota lalu dikemanakan bunga dari dana yang dititipkan. Jumlah yang teramat besar untuk bisa dipertanggungjawabkan.
Namun demikian tetap saja besar harapan dihati ini untuk Allah SWT berkenan segera memanggil menjadi tamu muliaNya. Semoga Allah segera mengabulkan do'a kami ini. Amiin ya..rabbalalamin

Selasa, 06 Maret 2012

Balas Kedholiman dengan Kebaikan Do'a

Ini baru sikap dan perilaku yang hebat...
Pada saat diri kita merasa terdholimi atau dengan kata lain ada orang lain yang sengaja atau tidak mendholimi justru yang keluar dari diri kita adalah do'a yang baik-baik terutama do'a untuk diri sendiri. Sulit memang tapi ini adalah kesempatan yang luar biasa..
Karena pada saat kita didholimi orang lain pada waktu itulah waktu yang mustajabah untuk kita berdo'a dan kenapa kesempatan itu tidak kita gunakan sebaik-baiknya atau malah jangan-jangan kita gunakan untuk mendo'akan orang lain yang jelek-jelek. Eman - eman waktu yang mustajabah terbuang sia-sia.
Tapi juga bukan berarti kita terus berharap untuk didholimi orang lain. Sebisa mungkin kita berbuat baik sehingga orang lain akan nyaman dengan keberadaan kita dan tidak mendholimi kita karena itu sebaik-baik manusia.
Sebaik-baik kita adalah orang yang berguna bagi orang lain.

Jumat, 02 Maret 2012

Dikemanakan Hasil Setoran Pajakku

Rasanya tidak ada yang lebih menarik untuk dibicarakan dalam sepekan terakhir ini kecuali masalah Penggelapan Uang Negara yang notabene dihasilkan dari Pajak hasil setoran rakyat.
Korupsi yeah....kata ini terasa begitu membahana diseluruh ruang Nusantara karena hampir setiap detik terdengar kasus - kasus KORUPSI.

Bahkan percaya atau tidak banyak jargon yang sering dilontarkan Siapa Menjabat Harus Siap di Tangkap. Artinya dengan sistem yang sudah berjalan dan terlanjur korup seperti sekarang sangat sulit dapat ditemukan seorang pejabat yang bersih, namun saya tetep yakin pasti masih ada yang bersih.

Kebetulan pagi ini saya dan buah hati sedang service mobil di sebuah bengkel di pedesaan pembicaraan yang terlontar dari Lek Par dan Mas Tik sang bengkel mencerminkan betapa geramnya beliau berdua dengan olah oknum pejabat negara yang dengan seenaknya meghisap uang negara. Sudah begitu mereka yang melakukan ataupun terindikasi melakukan adalah para pemuda yang diharapkan kelak menjadi pemimpin negara.

Bagaimana kita sebagai rakyat jelata bisa berharap pada calon pemimpin-pemimpin negara yang demikian, mereka ini dulu apa tidak pernah diberi Mata Pelajaran yang berkaitan dengan kemoralan, PPKn, PMP atau Penataran P4 atau yang lainnya.
Memang hanya oknum tapi para oknum ini sudah terlanjur banyak bak virus yang menyebar dan terus berkembang.

Semoga kita bisa menjaga diri kita dari hal-al yang melanggar agama dan hukum negara.
Bagi para pejabat yang belum ketahuan lekaslah tobat Nashuha.